Thursday, 8 April 2010

Rules of behavior in Orthodox Church - Etika Sikap dalam Gereja Orthodox ( as reference only)


It's very good stuff as reference for me as a parishioner of Orthodox Church
Tulisan yang sangat baik untuk reference saya sebagai umat Gereja Orthodox


Rules of behavior in Orthodox Church  - Etika Sikap dalam Gereja  Orthodox
The sanctity of the Church requires that we have an attitude of reverence. The Apostles says, " Let all things be done decently and in order," when Christians gather fo prayer (1 Cor.14:40) To this end the following rules have been laid down for guidance.
(  Kekudusan Gereja mensyaratkan bahwa kita harus memiliki rasa hormat terhadap Bait Allah. Rasul Paulus mengatakan, " Biarlah segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur," ketika orang Kristen berkumpul untuk berdoa. ( 1 Kor 14:40) . Untuk tujuan ini maka aturan berikut telah ditetapkan sebagai pedoman.)

To derive spiritual gain from going to Church, it is very important to put ourselves  into a prayerful mood on the way to Church. Consider that we are going to be standing before the King of Heaven, before Whom billions of Angels and saints stand with trembling. ( Sangat penting bagi kita untuk menempatkan diri dalam suasana doa dalam perjalanan kita ke Gereja. Hal ini sudah tentu berhubungan dengan nilai spiritual yang kita dapatkan.  . Pertimbangkan ketika kita nanti berdiri di hadapan Raja Surgawi,  di depan miliaran Malaikat dan Para Kudus yang berdiri dengan penuh hormat.)

  • To those who approach Him reverently the Lord is not terrifying; rather, He mercifully calls all to Himself, saying, " Come to Me, all ye who labor and heavy  laden, and I will give you rest" ( Matt. 11:28) Tranquility, strength, and enlightenment of soul --- these are what we get in coming to Church . ( Untuk mereka yang datang mendekat kepada Tuhan dengan penuh rasa hormat, akan merasa tidak ada yang perlu ditakutkan, bahkan, Ia dengan penuh belas kasih, memanggil semua untuk datang kepada-Nya dengan berkata: " Marilah Kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadaMu" (Matius 11:28). Ketenangan, kekuatan dan pencerahan jiwa - ini adalah apa yang kita dapatkan ketika datang ke Gereja. )
  • To come to Church we should wear clean and appropriate clothing, as required by the holiness of the place. Women should exercise Christian modesty  and decency and not come in dresses that are too short or revealing or in slacks. Even before entering the Church they should wipe off their lipstick, so that when they kiss the icons, the chalice or the Cross they do not leave behind the red imprint of their lips. ( Untuk datang ke Gereja, kita harus mengenakan pakaian yang pantas sesuai dengan kesucian tempat itu. Perempuan Kristen harus dapat melatih diri untuk merendahkan hati denang kesopanan dalam berpakaian dan tidak datang dengan gaun pendek atau berlebihan dan atau bercelana panjang jika memang memiliki gaun yang pantas dikenakan. Bahkan sebelum memasuki gereja, perempuan harus menghapus lipstik mereka, sehingga ketika mereka mencium ikon, piala atau salib tidak meninggalkan bekas lipstik mereka )
  • On entering the Church, we should make the sign of the Cross in an unhurried manner, kissing the icon and make a bow towards the altar, saying, " God, be merciful to me, a sinner," or " O God, cleanse me, a sinner, and have mercy on me ( Saat memasuki Gereja, kita segera membuat tanda Salib tanpa tergesa-gesa, mencium ikon dan membungkuk ke arah altar, dan berdoa, " Ya Allah, kasihanilah aku, orang berdosa," atau " Ya Allah, tahirkanlah aku, seorang yang berdosa, dan kasihanilah aku." )
  • Next buy or take one /several candles and place them before icons, as an offering to God. If we have come for the Divine Liturgy, take a prosphora and have it taken to the priest with a list of names or a  book of commemoration, to remember those near and dear to us by praying for the health and salvation of the living and the repose of the deceased. ( Berikutnya bawalah satu atauu beberapa lilin dan memasangnya di depan ikon, sebagai persembahan kepada Allah, Jika kita datang untuk Liturgy Suci, ambillah roti prosphora dan bawalah kepada Romo dengan daftar nama atau buku peringatan, untuk mengingat mereka yang ingin kita doakan baik kesehatan dan keselamatan hidup bagi yang masih hidup atau kedamaian jiwa bagi yang telah tertidur.)
  • After we have venerated the patronal icon of the church, and such other icons as you wish, go quietly inside without disturbing anyone, to the place in the church where we are going to stand in prayer during the service. If we pass before the royal doors, reverently make the sign of the Cross and bow  towards the altar. It is customary since long time a go for men to stand on the right side of the church and women on the left. Do not linger in the narthex,  since otheres will be coming in. ( Setelah kita menghormati ikon patron gereja dan ikon lainnya sesuai yang kita inginkan, masuklah dengan tenang  tanpa membuat gaduh atau mengganggu orang lainnya, pergilah ke tempat di mana kita hendak berdiri dalam doa selama liturgi. Jika kita melintasi pintu royal altar, jangan lupa kita membuat tanda Salib ke aranya dan membungkuk kearah altar. Adalah tradisi Gereja sejak dahulu bahwa laki-laki berdiri di sisi kanan dan perempuan di sisi kiri. Kita jangan berlama-lama di narthex, karena orang lain akan masuk. )
  • Always come to Church for the beginning of the service. If for some serious reason we happen to be late, try not to disturb the prayer of those who have come earlier. If you enter the church during the reading of the Gospel, during the singing of the Cherubic Hymn, during the Eucharistic Canon ( from "It is meet and right" to " It is truly meet") or during the Lord's Prayer, remain in the narthex until these most important parts of the Liturgy are finished and only then go quietly to your place. ( Usahakan untuk selalu datang ke Gereja sebelum Liturgy Suci dimulai. Jika karena beberapa alasan serius kita terlambat, cobalah untuk tidak mengganggu doa mereka yang telah datang lebih awal. Tetap berada di narthex jika kita masuk ke Gereja ketika Injil sedang dibacakan, selama kidung Kerubim, Hymne kanon Ekaristi ( Hymne Theotokos ) atau dalam Doa Bapa Kami, sampai bagian-bagian terpenting dalam liturgi ini selesai, lalu masuklah dengan tenang tanpa bersuara.) 
  •  If we see friends and acquaintances in Church, greet them with a silent bow. NEVER stop to shake hands or ask questions even if they are our closest friends. While we are standing church, do not be curious, do not stare at those around us. NEVER, under any circumstances, indulge in private conversations or jokes in Church,  that is a sin. ( Jika kita melihat teman atau kenalan di dalam Gereja, cukup membungkuk kearahnya tanpa bersuara. JANGAN PERNAH berjabat tangan atau menegur sapa ketika belum saatnya,. JANGAN PERNAH, dalam keadaan apapun, menikmati percakapan pribadi atau lelucon dalam Gereja, karena itu adalah dosa bagi Gereja kita )
  • While in Church we should stand, not sit. Only if we are ill or very weak is it permitted to sit down. If we sit down NEVER cross our leg for it is inappropriate to do in front of the altar. ( Ketika di dalam Gereja sebaiknya kita berdiri, tidak duduk. Kecuali jika seandainya kita sakit dan lemah atau memang membutuhkannya. Jika kita duduk JANGAN PERNAH menumpangkan kaki karena itu sangat tidak pantas kita lakukan dihadapan altar ) 
  • Pray as one who is taking part in the Church service, not merely attending it. Let all the prayers and hymns come from our heart. ( Berdoalah sebagai orang yang turut mengambil bagian dalam liturgi Gereja, bukan hanya sebagai sekedar orang yang hadir semata. Biarkan semua doa dan kidung datang dari hati kita.) 
  • When we hear the words of a blessing directed to the congregation (e.g." Peace be unto all," or " The grace of our Lord Jesus Christ..." ) , bow our head, WITHOUT making the sign of the Cross. Likewise, respond to the censing with a bow of the head. ( Ketika kita mendengar kata-kata berkat yang ditujukan kepad umat ( mis., " Damai bagi semua," atau " Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus..." ) , tundukan kepala kita TANPA membuat tanda Salib. Begitu juga ketika Romo mendupai kita, cukup tundukan kepala ) 
  • DO NOT leave the Church until the end of the service. Otherwise, we show disrespect for the holiness of the house of God and distract others from prayer. ( JANGAN meninggalkan Gereja sampai akhir liturgi. Jika demikian, kita berarti hanya menunjukan ketidakhormatan terhadap kekudusan Rumah Allah dan hanya mengganggu umat lain dari doa ibadahnya )
  • Approach Holy Communion with reverence. Cross our hands over our breast, tith the left hand over the right. Having received Communion, return to our place, giving thanks to God. Women should approach the chalice with their heads covered and without lipstick . ( Mendekatlah ke dalam Perjamuan Kudus dengan penuh rasa hormat. Silangkan kedua tangan kita di depan dada dengan tangan kiri di atas tangan kanan. Setelah menerima komuni kembali ke tempat kita, dan berterimakasih kepada Allah. Perempuan harus mendekati Perjamuan Kudus dengan kepala berkerudung dan tanpa lipstik )
  • If we see anyone who is not dressed properly, or who is violating these rules of behavior, tell the warden od his assistant about it. DO NOT make remarks to them or others in Church. ( Jika kita melihat seseorang tidak bepakaian pantas atau melakukan pelanggaran norma-norma etika, beritahu warden atau petugas Gereja. TIDAK PERLU membuat pernyataan yang tidak perlu kepada mereka atau orang lain di Gereja )
  • On leaving the Church, make the sign of the Cross. For the rest of the day strive to guard the grace which you have received in Church. ( Saat meninggalkan Gereja, buatlah tanda Salib. Usahakan untuk selalu berusaha menjaga rahmat yang kita terima di hari-hari berikutnya. )

Source: The Temple of God - an island of Heaven on our sinful earth
by Bishop Alexander (Mielant); Translated by Seraphim Larin / Fr. Herman
http://www.orthodoxphotos.com/readings/temple/behavior.shtml

Translated into Bahasa by Timotheos

    No comments:

    Post a Comment