B A R T H O L O M E U S
Dengan karunia Allah,
Uskup Agung Constantinople Roma-baru
dan Patriarch Ekumenis,
Untuk seluruh umat Gereja:
Berkat, Rahmat dan Damai dari Kristus Juruslamat yang telah Bangkit dalam Kemuliaan.
By the Grace of God,
Archbishop of Constantinople-New Rome
and Ecumenical Patriarch,
To all the Faithful of the Church:
Grace, mercy, and peace from Christ the Savior Risen in Glory
Kristus telah Bangkit!
Christ is Risen!
Sekali lagi, hari suci Paskah telah tiba di dalam kegembiraan yang penuh dengan kemuliaaan, penyebaran sukacita, sukacita dan jaminan kehidupa untuk seluruh umat yang percaya, meskipun dalam suasana berat yang terjadi di dunia kita saat ini dalam hal krisis multidimensi yang berdampak pada kehidupan kita sehari-hari.
Kristus telah bangkit dari kubur sebagai manusia yang Ilahi, dan kemanusiaan telah bangkit bersama-Nya!
Tirani kematian milik masa lalu. Keputusasaan umat manusia telah dihilangkan.Sang Pemberi Hidup, setelah melalui Inkarnasi-Nya secara sukarela memikul seluruh malapetaka alam kita dan dengan penebusan, yaitu dengan kematian, telah membawa kematian itu kedalam alam maut dengan " petir Keilahian-Nya". [1] dan telah memberikan kita kehidupan -da " hidup dalam kelimpahan" (Yohanes 10:10)
Christ has risen from the tomb as divinely human; and humanity has risen with Him! The tyranny of death belongs to the past. The hopelessness of hades’ captivity has irrevocably gone. The only powerful Giver of life, having through His Incarnation voluntarily assumed all of the misfortune of our nature and all that it entails, namely death, has already “brought death to hades by the lightning of divinity,”[1] granting us life – and “life in abundance.” (John 10.10)
Kehidupan berkelimpahan ini, yang diberikan kepada kita dengan kebangkitan-Nya, secara tidak henti-hentinya difitnah dan diserang oleh si-jahat -yang aksi-aksi ini benar-benar pekerjaan iblis - meskipun dia sekarang melemah, benar-benar tidak berdaya dan menggelikan.
Si-Jahat memfitnah "Kehidupan" dengan melalui keangkuhan dunia melawan Allah, kemanusiaan dan juga ciptaanNya. Si jahat menyerang " Kehidupan" melalui kecenderungan dosa yang ada dalam dirikita seperti " karat yang menahun" dia menggunakan ini secara nyata untuk menjebak kita kedalam dosa atau kepercayaan yang tidak nyata.
Kesombongan adalah akar dari "karat" itu,yang merupakan pekerjaan -pekerjaan iblis untu mengganggu hubungan kita dengan sesama, dengan Tuhan dan juga dengan seluruh ciptaanNya. Dengan demikian, sangatlah penting buat kita untuk selalu mawasdiri dari kesombongan, agar kelimpahan cahaya Pemberi Hidup dari kebangkitan Kristus dapa bersinar dalam pikiran, jiwa dan tubuh kita, sehingga kita dapat menghalau kegelapan keangkuhan dan menuangkan “berkat kelimpahan” kehidupan ke seluruh dunia.
Ini tidak dapat dicapai oleh filsafat, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, atau ideologi apapun, hanya dapat dicapai melalui iman kepada Allah telah berkenan merendahkan diri-Nya bagi kita umat manusia melalui Kesengsaraan, Penyaliban dan Kematian , turun ke kedalaman kerajaan maut dan Bangkit dari orang mati sebagai manusia yang Ilahi, Yesus Kristus.
Hal ini juga dinyatakan dalam kehidupan sakramental Gereja maupun melalu perjuangan spiritual yang sistematis. Gereja sebagai Tubuh Kristus , tanpa henti-hentinya dengan pengalaman keajaiban Kebangkitan Kristus, melalui Mistika Ilahi yang Kudus, dan dengan "Theology" ajaran-ajaran praktis, memberikan kita semua kesempatan untuk berpartisipasi dalam Mistika ilahi, berbagi dalam kemenangan atas kematian, dan menjadi anak-anak yang dibentuk oleh cahaya Kebangkitan dan benar-benar "mendapat bagian dalam kodrat ilahi." (2 Petrus 1.4), seperti dalam kehidupan para Kudus di masa lalu maupun di masa sekarang.
[2] Jubah Putih kebenaran telah diberikan kepada kita secara simbolis pada hari pembaptisan kita, dan kita diundang untuk mentahirkan secara-terus menerus melalui pertobatan yang terus-menerus, mengendalikan keinginan, kesabaran dalam derita kehidupan, dan usaha tak kenal lelah untuk memenuhi perintah-perintah Allah, dan khususnya hokum tertinggi yaitu Cinta-Kasih. Dengan cara ini, kita dapat berpartisipasi dalam memikul salib dan pengosongan diri untuk Kristus, agar sukacita Paskah, pancaran Cahaya, dan sukacita keselamatan dapat memasuki kehidupan kita dan juga dunia.
Kami ambil ini dari ‘Phanar’ , di mana kita mengikuti penderitaan Jumat Kudus dan cahaya Kebangkitan, dan seperti ungkapan kasih sayang Gereja Ibu kepada anda, dengan sepenuh hati mengucapkan harapan berkat Paskah Kehidupan Tuhan kita yang telah bangkit dari Mati.
+ Bartholomeus Constantinople
Holy Pascha 2010
Fervent supplicant for all before the Lord
+ Bartholomew of Constantinople
No comments:
Post a Comment