Monday 16 August 2010

St. Tatiana of Beijing




10 Juni
Troparion (Irama 3)
Marilah kita kawanan domba Kristus dengan cinta dan kesalehan, memuliakan dengan kidung sukacita bagi Martir yang setia dengan kebenaran yang menderita bagi Kristus di Cina. Karena mengaku Iman, mereka semua berani pergi kepada kematian sebagai domba-domba, yang dikorbankan untuk Gembala kita Kristus Sang Baginda.  Oleh karena itu untuk para martir kami berseru, "Ingatlah akan kita semua, yang menyanyikan pujianmu".

St. Tatiana adalam istri imam Orthodox pertama di Beijing Cina, St. Mitrophan. Anggota keluarganya ada  diantara para martir  selama gerakan Boxer anti-Kristen pada tahun 1900. Keluarganya berada diantara umat gereja Orthodox Beijing yang sedang berkumpul diaantara puing-puing gereja mereka yang dibakar, ketika mereka diserang. Sebelum dibunuh oleh para pemberontak Boxer itu,  St Tatiana dan St Mitrophan sempat menyaksikan penyiksaan dan kematian Ioann, anak mereka yang baru berusia delapan tahun. Mereka memotong hidung, telinga, dan jari kaki, tapi Ioann tidak meratap atas penderitaannya, dengan penuh keajaiban di tiak merasakan kesakitan akan penderitaannya.  Algojo yang memotong-motong bagian tubuhnya itu mengatakan bahwa ia adalah anak setan.  Menanggapi perkataan algojo itu, Ioann anak yang baru berusia 8 tahun itu berkatan, "Saya seorang Kristen Ortodoks dan saya percaya dalam Kristus, bukan setan"
Kemudian St. Tatiana bersama dengan Isaiah anaknya yang berusia 23 tahun , dibantai dan mereka pun menerima mahkota kemartiran. Tidak lama setelah itu, St.Mitrophan pun ditikam sampai mati.. Tunangan Isaiah, Maria, tiba di reruntuhan gereja itu. Dia membantu banyak orang melarikan diri dari pembantaian itu dengan melompat dinding taman, tetapi dia tetap tinggal untuk menghadapi musuh-musuhnya. Dia memilih untuk mati dengan keluarga tunangan nya. Mereka menusuk kaki dan tangannya dan mendorongnya untuk menyangkal imannya. Dia menolak dengan mengatakan, "Saya lahir di sini di Gereja Kudus Bunda Allah, aku akan mati di sini juga." 222 orang dari 1000 umat paroki Beijing menerima mahkota-mahkota kemartiran pada hari itu.

June 10th
Troparion (Tone 3)
Let us the flock of Christ with love and piety now glorify with hymns and truly joyous odes the faithful Martyrs of the truth who suffered for Christ in China. For having confessed the Faith, they all bravely went to death as lambs, which were sacrificed for our Shepherd and Master Christ. Therefore to the Martyrs we cry out, "Remember us all, who sing your praises".

St. Tatiana.was the wife of the first Orthodox Chinese priest in Beijing, St. Mitrophan.  Her family members were among the first to enter into martyrdom during the anti-Christian Boxer movement in 1900.  Her family as well as many parishioners of the Beijing church were gathered in the burnt-out remains of their church, when they were attacked.  St. Tatiana and St. Mitrophan first saw the torture and death of their eight year old son, John.  They cut off his nose, ears, and toes, but John refused to wail or moan.  By a miracle, he felt no pain.  In response to his executioners accusations of him being a demon-child, John simply stated, "I am an Orthodox Christian and I believe in Christ, not in demons".  Then St. Tatiana, along with her twenty-three year old son, Isaiah, were slaughtered and thus received their crowns of martyrdom.  St. Mitrophan was stabbed to death shortly there after.  Isaiah's betrothed, Maria, arrived at the church soon after.  She helped many escape the churchyard massacre by jumping the garden walls, but she stayed to face her enemies.  She chose to die with the family of her betrothed.  They pierced her feet and hands and encouraged her to give up the Faith.  She refused saying, "I was born here at the Church of the All-Holy Mother of God, I will die here too."  Two hundred and twenty-two of the nearly thousand members of the Beijing parish received their crowns of martyrdom that day.  

No comments:

Post a Comment